Klasifikasi Kingdom Animalia

Kingdom Animalia yang kita kenal sebagai hewan, memiliki bentuk yang beraneka ragam. Mulai dari Porifera yang sederhana hingga paus biru yang merupakan Mammalia terbesar.

Semua anggota kingdom Animalia merupakan organisme multiseluler. Tidak seperti Protista yang melakukan semua aktivitas biologisnya dalam satu sel, Animalia memiliki sel-sel yang telah terspesialisasi. Sel-sel yang telah terspesialisasi ini hanya mampu melakukan fungsi tertentu dan tidak dapat melakukan fungsi yang lain. Sel hewan yang berfungsi sebagai penyusun alat gerak atau sistem pencernaan, memerlukan sel lainnya untuk dapat melaksanakan fungsinya. Contohnya, sel darah merah yang memberikan suplai oksigen bagi sel saraf.

Kingdom-Animalia

Anggota kingdom Animalia bersifat heterotrof. Dapatkah Anda menjelaskan mengapa hewan bersifat heterotrof? Hewan tidak dapat memproduksi makanan sendiri, hanya dapat memperoleh makanan dari
organisme lain. Hewan merupakan organisme multiseluler dan sel-selnya telah terspesialisasi, anggota kingdom Animalia memiliki sistem pencernaan dan sistem transpor. Makanan yang didapat kemudian dicerna menjadi molekul sederhana dan disalurkan ke seluruh sel tubuh melalui sistem transpor. Secara umum ciri-ciri kingdom Animalia sebagai berikut.

  1. Makhluk hidup multiseluler
  2. Memperoleh makanan secara heterotrof
  3. Memerlukan oksigen
  4. Reproduksi secara seksual, pada beberapa filum secara aseksual
  5. Bentuk dewasanya selalu diploid (2n)

Dari sekitar dua juta spesies kingdom Animalia, 97 persen merupakan kelompok invertebrata, yaitu hewan yang tidak memiliki tulang belakang.

Adapun, tiga persen sisanya merupakan kelompok vertebrata, hewan yang memiliki tulang belakang. Namun, perlu diingat bahwa pembagian hewan ke dalam dua kelompok tersebut bukanlah pembagian secara formal berdasarkan taksonomi, melainkan peninggalan sistem klasifikasi terdahulu. Dari sekian banyak anggota kingdom Animalia, para ahli taksonomi melakukan klasifikasi berdasarkan empat hal, yakni simetri tubuh, rongga tubuh, jumlah lapisan tubuh, dan segmentasi tubuh.

Berdasarkan simetri tubuhnya, terdapat hewan yang memiliki simetri tubuh bilateral dan simetri tubuh radial. Pada simetri tubuh bilateral, hanya terdapat satu bidang pembelahan khayal yang membagi tubuh sama besar sehingga memiliki bagian tubuh anterior (depan), posterior (belakang), dorsal (atas), dan ventral (bawah). Pada simetri radial, hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan ventral (bawah) saja.

Untuk memahami bentuk simetri pada hewan, perhatikan gambar berikut:

(a)Simetri bilateral pada ikan dan (b) simetri radial pada anemon laut.

simetri tubuh hewan

Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hewan terbagi menjadi hewan diploblastik dan triploblastik. Hewan diploblastik merupakan hewan yang tubuhnya memiliki lapisan ektoderm dan lapisan endoderm. Contoh hewan kelompok ini adalah Porifera. Adapun hewan triploblastik adalah hewan yang tubuhnya memiliki tiga lapisan yaitu lapisan paling luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Hewan triploblastik ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu Acoelomata,
Pseudocoelomata, dan Coelomata.

Acoelomata adalah hewan yang bertubuh padat tanpa rongga (coelom) di antara usus dan tubuh bagian luarnya. Contoh dari hewan ini antara lain anggota Platyhelminthes (cacing pipih) (Gambar a). Pseudocoelomata adalah hewan yang memiliki rongga (coelom) di dalam saluran tubuhnya (Gambar b). Rongga tersebut berisi cairan, yang memisahkan alat pencernaan dengan lapisan mesoderm dan ektoderm. Contoh hewan dari kelompok ini adalah Nematoda (cacing gilig) dan Porifera. Adapun Coelomata merupakan hewan yang memiliki rongga tubuh (coelom) berisi cairan dan memiliki sekat. Sekat-sekat tersebut berasal dari jaringan mesoderm (Gambar c).

image

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kingdom Animalia dikelompokkan antara lain menjadi 14 filum. Keempat belas filum tersebut terdiri atas dua kelompok besar, yaitu invertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang).

Apabila dibuat dalam sebuah tabel, klasifikasi Kingdom Animalia dapat dinyatakan sebagai berikut.

Klasifikasi Kingdom Animalia

A. Kelompok Invertebrata terdiri atas:

1. Porifera
2. Cnidaria
3. Ctenophora
4. Paltyhelminthes
5. Nemertea
6. Rotifera
7. Nematoda
8. Mollusca
9. Onychophora
10.Annelida
11. Arthropoda
12.Phorozoa
13.Bryozoa
14.Brachipoda
15. Echinodermata

B. Kelompok Vertebrata terdiri atas:

16. Chordata
       Subfilum Urochordata
       Subfilum Cephalochordata
       Subfilum Vertebrata
           Kelas Chordrichtyes
           Kelas Osteichtyes
           Kelas Amphibia
           Kelas Reptilia
           Kelas Aves
           Kelas Mammalia

Apa Saja Ciri-ciri Makhluk Hidup?

 

Semua makhluk hidup memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan benda tidak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup antara lain memerlukan makanan, bernapas, mengeluarkan zat sisa, bergerak, peka/menanggapi rangsang, tumbuh dan berkembang, berkembang biak, beradaptasi, dan memiliki bahan genetik. Contoh makhluk hidup, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan. Berikut ini adalah ciri-ciri makhluk hidup.

 

1. Memerlukan Makanan

Makhluk hidup memerlukan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, menghasilkan tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas, dan untuk perkembangbiakan. Makhluk hidup memperoleh makanan dengan cara yang berbeda-beda.

harimau makan daging

Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Pada proses ini, tumbuhan mengambil air dari dalam tanah dan mengambil karbon dioksida dari udara. Kedua zat tersebut dengan bantuan cahaya matahari dapat diubah menjadi karbohidrat. Reaksi kimia dalam fotosintesis berikut ini.

image

Sebagian karbohidrat merupakan sumber energi bagi tumbuhan dan sebagian lagi disimpan sebagai makanan cadangan. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri. Manusia memperoleh makanannya dengan cara memakan tumbuhan atau hewan.

 

Sementara itu, beberapa jenis hewan memperoleh makanannya dengan cara memakan tumbuhan atau hewan saja. Namun, ada juga hewan yang memakan baik tumbuhan maupun hewan lainnya.

2. Bernapas

Semua makhluk hidup memerlukan oksigen dari lingkungan untuk bernapas. Oksigen yang kita hirup saat bernapas digunakan untuk membakar makanan sehingga menghasilkan tenaga atau energi. Energi tersebut digunakan untuk semua aktivitas kehidupan.

bernapas

Selain energi, pembakaran makanan menghasilkan uap air dan karbon dioksida. Kedua zat ini dikeluarkan saat kita mengembuskan napas. Proses pernapasan ini dapat digambarkan dalam reaksi kimia berikut.

image

Alat pernapasan pada makhluk hidup bermacam-macam. Paru-paru merupakan alat pernapasan pada manusia dan hewan darat. Insang merupakan alat pernapasan pada hewan air. Trakea merupakan alat pernapasan serangga.

Tumbuhan tidak memiliki paru-paru atau insang sebagai alat pernapasan. Tumbuhan memiliki alat pernapasan khusus, yaitu stomata dan lentisel. Stomata merupakan lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan daun dan lentisel merupakan lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan kulit batang.


3. Mengeluarkan Zat Sisa

Tentu kamu mengeluarkan urine setiap hari. Urine ini dihasilkan oleh ginjal dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kencing. Urine mengandung urea dan garam mineral lain. Zat-zat dalam urine tersebut merupakan zat sisa dari proses metabolisme tubuh. Zat sisa akan menumpuk dalam tubuh jika tidak dikeluarkan. Keadaan ini dapat membahayakan tubuh karena zat tersebut dapat  meracuni tubuh.Proses pernapasan juga mengeluarkan zat sisa, yaitu karbon dioksida dan uap air.

Kedua zat ini dihasilkan di paru-paru dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses pengeluaran zat sisa disebut ekskresi. Ginjal dan paru-paru merupakan alat ekskresi pada manusia. Selain ginjal dan paru-paru, manusia juga memiliki alat ekskresi berupa kulit dan hati. Kulit mengekskresikan keringat dan hati mengekskresikan cairan empedu. Beberapa jenis hewan juga memiliki alat ekskresi yang sama dengan manusia, contohnya kambing dan kelinci.

mengeluarkan urine

Tumbuhan tidak memiliki saluran pembuangan khusus seperti hewan. Zat sisa pada tumbuhan berupa karbon dioksida dan uap air. Zat-zat tersebut dikeluarkan melalui stomata pada daun dan lentisel pada batang.


4. Bergerak

Gerakan pada makhluk hidup mudah kamu amati pada manusia dan sebagian besar hewan. Hal ini karena manusia dan hewan mampu bergerak aktif dan berpindah tempat. Alat gerak manusia berupa kaki dan tangan serta alat gerak hewan berupa kaki/tungkai, sayap, dan sirip.

run cheetah

Gerakan tumbuhan sangat lambat sehingga gerakannya sulit untuk diamati oleh mata kita. Gerak tumbuhan bersifat pasif. Tumbuhan melakukan gerak tanpa berpindah tempat. Gerak tumbuhan dipengaruhi oleh rangsang. Contohnya daun putri malu yang mengatup ketika disentuh dan gerak ujung batang yang tumbuh ke arah cahaya matahari.


5. Peka terhadap Rangsang (Iritabilitas)

Makhluk hidup mampu menerima dan menanggapi rangsang yang diterima. Kemampuan ini disebut  iritabilita. Rangsang dapat berasal dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh. Rangsang dari luar tubuh dapat berupa rangsang yang bersifat fisik dan kimiawi. Contoh rangsang yang bersifat fisik, yaitu intensitas cahaya, perubahan suhu, dan sentuhan. Contoh rangsang yang bersifat kimiawi adalah bau zat kimia tertentu. Rangsang dari dalam tubuh dapat berupa rasa lapar dan haus.

peka terhadap rangsang

Manusia dan hewan memiliki alat indra yang peka terhadap rangsang. Ada lima indra, mata peka terhadap cahaya, telinga peka terhadap suara, hidung peka terhadap bau, lidah peka peka terhadap
rasa, dan kulit peka terhadap sentuhan, perubahan suhu, dan tekanan. Semua rangsang akan diterima oleh reseptor pada alat indra. Rangsang kemudian diteruskan ke sistem saraf pusat sehingga tubuh dapat menanggapi rangsang tersebut.

Tumbuhan tidak memiliki alat indra dan sistem saraf untuk menerima dan menyebarkan rangsang. Rangsang yang datang pada tumbuhan disebarkan oleh cairan dalam sel tumbuhan. Tumbuhan tertentu memiliki kepekaan terhadap jenis rangsang tertentu pula. Contohnya ujung batang tumbuhan tumbuh membengkok ke arah cahaya, akar tumbuhan tumbuh ke arah pusat bumi, dan daun putri malu akan mengatup jika disentuh.


6. Tumbuh dan Berkembang

Manusia mengalami pertumbuhan dari bayi, anak-anak, remaja, dan akhirnya menjadi dewasa. Pada proses pertumbuhan terjadi penambahan ukuran tubuh dari yang semula kecil kemudian berubah menjadi besar. Hal ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel penyusun tubuh mengalami penambahan. Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak dapat balik dan bersifat kuantitatif atau dapat diukur. Manusia juga mengalami perkembangan. Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif atau tidak dapat diukur. Perkembangan merupakan perubahan/penyempurnaan struktur dan fungsi organ tubuh yang menyertai proses pertumbuhan.

tanaman tumbuh

Hewan dan tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu faktor keturunan dan hormon. Adapun faktor luar meliputi faktor-faktor lingkungan, misalnya suhu dan kelembapan udara.

8. Beradaptasi

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Kemampuan ini berguna agar makhluk hidup dapat bertahan hidup di lingkungannya. Ada tiga macam bentuk adaptasi yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian terhadap lingkunganyang berhubungan dengan bentuk tubuh atau alat tubuh. Contoh adaptasi morfologi yaitu bentuk paruh burung pelikan yang panjang dan berkantong sehingga ikan dapat masuk ke dalam paruhnya.

pelikan adaptasi morfologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh terhadap keadaan lingkungan. Contoh adaptasi fisiologi yaitu bunga tanaman mengeluarkan bau yang khas untuk menarik perhatian serangga agar datang dan membantu penyerbukannya. Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh adaptasi tingkah laku yaitu bunglon mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya agar keberadaannya tidak diketahui pemangsanya.

9. Memiliki Bahan Genetik

Setiap makhluk hidup memiliki bahan genetik berupa DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid). DNA dan RNA ini terangkai di dalam kromosom. Kromosom berada di dalam inti sel. Bahan genetik ini berperan menyintesis protein dan menentukan sifat-sifat genetik setiap individu.

asam nukleat

Perkembangan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Para ahli berupaya mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kedekatan hubungan kekerabatan.
Klasifikasi ini disebut klasifikasi sistem filogeni. Pengelompokan sistem ini terus-menerus mengalami
perkembangan. Perhatikan perkembangan klasifikasi filogeni dari masa-ke masa berikut penyempurnaan sistem klasifikasinya berikut ini.

1. Sistem Dua Kingdom

Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles (Yunani). Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia.

3-3_aristoteles
a. Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai ciri berdinding sel dan mempunyai klorofil. Anggota kingdom Plantae meliputi bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji.
b. Kingdom Animalia (kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak berdinding sel dan tidak mempunyai klorofil. Anggota kingdom ini meliputi Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

2. Sistem Tiga Kingdom

Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan Animalia.
a. Kingdom Monera adalah kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti.Anggota kingdom ini meliputi bakteri dan ganggang hijau-biru.
b. Kingdom Plantae adalah kelompok tumbuhan yang meliputi jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji.
c. Kingdom Animalia adalah kelompok hewan yang terdiri atas Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

Namun demikian, ada juga ilmuwan yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang berbeda. Haeckel pada tahun 1866 mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang tersusun dari satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel. Anggota kingdom ini meliputi Protozoa, ganggang, dan jamur. Anggota kingdom Plantae hanya terdiri atas lumut dan tumbuhan berpembuluh.

3. Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom terdiri atas kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera terdiri atas bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Adapun kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.

Pengelompokan Makhluk Hidup dalam Lima Kingdom

Pengelompokan makhluk hidup menjadi lima kingdom pertama kali dikemukakan oleh Whittaker pada tahun 1969. Pengelompokan pada tingkat kingdom memiliki persamaan ciri yang lebih sedikit. Dengan demikian, spesies yang terdapat dalam kelompok tersebut berjumlah banyak. Pengelompokan makhluk
hidup menjadi lima kingdom menurut Whittaker meliputi Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
a. Monera (sekarang Eubacteria dan Archaebacteria)
Monera meliputi makhluk hidup yang sangat sederhana. Tubuh Monera terdiri atas satu sel (uniseluler). Oleh karena itu, anggota-anggota Monera tidak dapat dilihat dengan mata secara langsung. Monera dapat dilihat menggunakan alat bantu, misal mikroskop.
Robet Whittaker
Gambar: Robert Whittaker

Inti sel Monera tidak dapat dilihat dengan jelas karena tidak memiliki membran inti. Oleh karena itu, Monera tergolong organisme prokariotik (tidak memiliki membran inti). Monera berkembang biak dengan cara membelah diri. Monera membelah dengan cara sederhana, yaitu satu sel menjadi dua, dua sel menjadi empat, dan seterusnya. Pada kondisi yang ideal setiap sel bakteri akan membelah setiap 20 menit.
Anggota Monera pada umumnya tidak dapat bergerak. Namun, ada beberapa anggota Monera yang mampu bergerak. Monera yang mampu bergerak biasanya memiliki alat gerak berupa flagela. Termasuk dalam kingdom ini yaitu bakteri dan ganggang hijau-biru (Cyanobacteria). Bentuk bakteri bermacam-macam, ada yang berbentuk batang (bacillus), berbentuk bulat (coccus), berbentuk lengkung (comma), dan berbentuk spiral (spirillum). Bakteri berbentuk batang dan bulat biasanya mempunyai flagela. Flagela ini berfungsi sebagai alat gerak.
Sebagian besar anggota Monera bermanfaat bagi manusia, contoh bakteri Streptococcus lactis. Bakteri Streptococcus lactis digunakan untuk pembuatan mentega. Namun, beberapa jenis Monera dapat mengakibatkan penyakit pada manusia, misal Salmonella typhosa yang dapat mengakibatkan penyakit tifus.
b. Protista
Semua anggota kingdom Protista mempunyai inti sel yang diselubungi membran inti. Oleh karena itu, inti sel Protista dapat terlihat jelas jika diamati menggunakan mikroskop. Berdasarkan sifat ini, anggota Protista dikelompokkan dalam organisme eukariotik. Sebagian besar anggota Protista tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler). Sebagian besar anggota Protista tidak memiliki dinding sel, hanya sebagian kecil saja yang memiliki dinding sel dari silika. Beberapa jenis Protista memiliki klorofil seperti pada tumbuhan. Akan tetapi, ada pula anggota Protista yang melakukan aktivitas seperti hewan, yaitu bergerak dan mencari makan (tidak memproduksi makanannya sendiri). Berdasarkan ciri-ciri tersebut, anggota-anggota Protista dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Algae (Protista mirip tumbuhan), Protozoa (Protista mirip hewan), dan Protista mirip jamur.
1) Algae
Algae dikenal sebagai Protista mirip tumbuhan karena memiliki dinding sel dan klorofil. Oleh karena itu, Algae mampu memproduksi makanannya sendiri. Tubuh Algae belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Algae ada yang bersel satu, tetapi ada pula yang bersel banyak. Beberapa Algae memiliki flagela sehingga mampu bergerak, tetapi ada pula yang tidak. Contoh Algae yang memiliki alat gerak yaitu Euglena.


2) Protozoa
Protozoa dikenal sebagai Protista mirip hewan karena mampu bergerak. Pergerakan Protozoa disebabkan oleh adanya alat gerak. Alat gerak Protozoa berbeda-beda. Alat gerak Protozoa berupa kaki semu (pseudopodia), rambut getar (silia), dan rambut cambuk (flagela). Protozoa hidup di air tawar, air laut, dalam tanah, maupun parasit pada tubuh makhluk hidup lain. Contoh Protozoa yaitu Amoeba dan Paramecium.
3) Protista Mirip Jamur
Anggota kelompok Protista ini memiliki ciri menyerupai jamur. Anggota Protista ini dibedakan dengan jamur karena memiliki sistem perkembangbiakan dan siklus hidup lebih sederhana dibanding jamur. Contoh jamur lendir (Slime molds).
c. Fungi
Makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Fungi memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki klorofil. Oleh karena itu, anggota Fungi tidak dapat melakukan fotosintesis. Fungi berkembang biak dengan spora. Anggota Fungi ada yang bersifat saprofit atau parasit. Sel-sel Fungi memiliki membran inti. Oleh karena itu, sel-sel Fungi bersifat eukariotik. Selain memiliki membran inti, sel-sel Fungi memiliki
dinding sel yang terdiri atas kitin atau selulosa. Tubuh tersusun dari benang-benang/hifa. Hifa bercabang-cabang dan membentuk anyaman yang disebut miselium. Fungi biasa hidup di tempat lembap yang mengandung banyak bahan organik. Makhluk hidup yang termasuk Fungi yaitu ragi (yeast), jamur merang, dan jamur karat.
d. Plantae
Plantae disebut dunia tumbuhan. Tumbuhan yang termasuk dalam kingdom Plantae antara lain Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku-pakuan), dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Tumbuhan bersifat multiseluler, eukariotik, memiliki dinding sel yang kaku dan kuat tersusun dari selulosa, serta mampu melakukan fotosintesis. Kingdom Plantae merupakan penyedia makanan di alam. Oleh karena itu, Plantae disebut juga dunia produsen. Kingdom Plantae dibagi menjadi beberapa divisi sebagai berikut.
1) Bryophyta
Bryophyta (tumbuhan lumut) umumnya hidup di tempat lembap. Tubuh memiliki akar, batang, dan daun yang belum jelas. Akar lumut disebut rhizoid yang berfungsi sebagai alat untuk menempel dan menyerap makanan. Batang tumbuhan lumut tidak dapat membesar, tetapi hanya bertambah panjang. Bryophyta belum mempunyai berkas pembuluh angkut sehingga dikelompokkan dalam Atracheophyta. Pada daur hidup tumbuhan lumut terdapat pergantian keturunan antara fase vegetatif dan fase generatif. Pergantian keturunan ini dinamakan metagenesis.

lumut daun
Gambar: Lumut daun
Pada daur hidup tumbuhan lumut, fase generatif (gametofit) lebih menonjol daripada fase vegetatif (sporofit). Tumbuhan lumut memiliki alat kelamin jantan yang disebut anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid. Alat kelamin betina disebut arkegonium yang menghasilkan ovum. Apabila spermatozoid dan ovum bertemu maka akan terbentukbadan penghasil spora yang disebut sporogonium.
2) Pteridophyta
Plantae Pterydophyta
Pteridophyta terdiri atas tumbuhan paku-pakuan. Tumbuhan paku telah memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Akarnya berupa akar serabut. Batang tumbuhan paku sudah memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem).Biasanya, daun tumbuhan paku yang masih muda menggulung. Pada daun terdapat kotak spora (sporangium). Seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku juga mengalami metagenesis. Perbedaannya, pada Pteridophyta sporofit (fase vegetatif) lebih menonjol daripada gametofit (fase generatif). Pada tumbuhan paku, alat kelamin jantan disebut anteridium yang akan menghasilkan sperma. Alat kelamin betina disebut arkegonium yang akan menghasilkan ovum.
3) Spermatophyta
bunga berbiji
Spermatophyta disebut juga tumbuhan berbiji. Seperti namanya, tumbuhan berbiji menghasilkan biji. Tumbuhan berbiji memiliki organ tubuh yang sudah lengkap, terdiri atas akar, batang, dan daun. Spermatophyta dibagi menjadi dua subdivisi, yaitu Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Gymnospermae memiliki ciri-ciri berikut.
strobilus Gymnospermae
a) Berakar tunggang.
b) Memiliki daun yang sempit, tebal, dan kaku.
c) Daun buah dan badan penghasil serbuk sari terpisah, masing-masing disebut strobilus. d) Batang dan akar memiliki kambium.
e) Pembuahan tunggal.
Beberapa tumbuhan Gymnospermae memiliki manfaat bagi manusia seperti berikut.
a) Sebagai bahan industri kertas, yaitu Taxodium, Agathis alba, dan Pinus merkusii.
b) Sebagai bahan pembuatan korek api, yaitu Pinus merkusii(pinus) dan Agathis alba.
c) Sebagai bahan makanan, yaitu Gnetum gnemon(melinjo).
Sementara itu, Angiospermae (berbiji tertutup) dibagi menjadi dua kelas, yaitu Monocotyledoneae (tumbuhan berkeping satu) dan Dicotyledoneae (tumbuhan berkeping dua). Perbedaan ciri-ciri antara kedua kelas anggota Angiospermae tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel Perbedaan Ciri-Ciri Antara Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae
image

Alasan Oomycotina dan Myxomycotina Bukan Lagi termasuk Fungi

Beberapa buku pelajaran IPA Biologi berbahasa Indonesia kelas X SMA dan VII SMP materi Fungi, menyebutkan konsep bahwa Oomycotina dan Myxomycotina masih dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi (jamur). Bahkan buku resmi terbitan pemerintah pun masih menyebutkan hal tersebut. Benarkah konsep ini?
 
Campbell (5th edition, 2004) dalam bab Fungi menyebutkan bahwa klasifikasi utama kingdom Fungi terdiri dari divisi Ascomycotina, Zygomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina (Fungi Imperfecti). Artikel ini disadur dari publikasi ilmiah Amy Y. Rossman and Mary E. Palm, USDA Agricultural Research Service, USDA Animal and Plant Health Inspection Service, Systematic Botany & Mycology Laboratory, Beltsville, Maryland 20705Baiklah, berikut beberapa alasan yang menunjukkan kenapa Oomycotina dan Myxomycotina tidak lagi dimasukkan dalam kingdom Fungi.

1. Karakteristik Oomycotina atau Jamur Air
Contoh Oomycotina
Oomycota telah lama dianggap sebagai Fungi karena mereka mendapatkan nutrisi mereka melalui adsorbsi dan banyak dari anggotanya  memproduksi benang berserabut yang serupa dengan miselium pada Fungi.  Bahkan hingga sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang biologi Fungi). Oomycotina sering disebut juga sebagai water moulds (jamur air) karena habitat  tumbuhnya di tempat yang memlki kelembaban tinggi dan basah.

Namun demikian, ada beberapa ciri yang membedakannya dari Fungi lainnya, antara lain Oomycotina memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa, berbeda dari Fungi, yang tersusun dari zat kitin.  Selain itu, sel-sel pada fase vegetatif dari metafasenya memiliki inti diploid, padahal Fungi memiliki inti haploid. Alasan itulah yang membuat Oomycotina lebih dekat pada Algae dan tumbuhan daripada Fungi. Perhatikan Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perbedaan utama antara  Oomycotina dan  Fungi ( Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota)
Ciri-ciri yang diamatiOomycotina Fungi
Reproduksi seksualHeterogametangia. Fertilisasi  oosfer oleh inti sel berasal dari  anteridia yang membentuk oospora .Reproduksi secara seksual pada setiap divisinya membentuk Zygospores, Ascospores atau Basidiospores.  Tidak ada yang memproduksi oospora;
Bentuk inti sel pada miselium vegetatifDiploidHaploid atau dikaryotik
Komposisi dinding selBeta glucans, selulosaZat kitin, jarang sekali ada yang berupa selulosa
Tipe flagel pada zoospores, jika dihasilkanHeterokont, terdiri dari dua jenis, satu flagel terleta di  posterior, satu  flagel lainnya yang berserat dan bersilia di posisi anterior Misalkan flagel  diproduksi, biasanya hanya satu jenis: posterior, bulu cambuk (flagela)
MitokondriaKrista berbentuk tubulerKrista yang rata

Berdasarkan kajian biologi molekuler, organisme ini ternyata berhubungan lebih dekat dengan Algae coklat dan diatom daripada dengan Fungi, sehingga digolongkan dalam filum Heterokontophyta. Nama ini berasal dari tahap sel motil (bergerak) yang berciri memiliki dua flagella tidak sama panjang. Beberapa anggota Oomycotina memproduksi spora aseksual yang disebut zoospora. Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut oospora.

Organisme ini berperan secara ekonomi dan ilmiah. Peran ekonominya kebanyakan negatif, banyak anggotanya yang merupakan patogen tumbuhan yang berbahaya karena dapat menghancurkan pertanaman. Phytophthora menyebabkan penyakit layu bibit, hawar kentang, busuk buah, dan busuk akar. Pythium memberikan gejala penyakit yang sama. Peronospora dan Peronosclerospora adalah penyebab penyakit bulai (downy mildew) pada beberapa serealia yang menyebabkan kerugian hingga 100%.
2. Karakteristik Myxomycotina atau Jamur Lendir (disadur dari link ini dan ini)
Jamur lendir Diderma testaceum.
Slime mold Stemonitis fusca in Scotland, UK
Fuligo septica, the �dog vomit� slime mold

Anggota divisi ini umumnya disebut sebagai jamur lendir (slime molds). Jamur lendir mempunyai pola pertumbuhan yang khusus. Jamur ini lebih mirip dengan Protozoa, tetapi pada satu tahap perkembangannya jamur ini membentuk spora yang ditampung di dalam sporangia, suatu ciri  umum bagi beberapa golongan Fungi.

Perkembangan jamur lendir bervariasi sesuai dengan jenisnya. Tahap plasmodium terdiri atas massa protoplasma bernukleus banyak. Pada tahap plasmodium ini jamur dapat bergerak pada substrat seperti amoeba dan melakukan ingesti terhadap bakteri maupun benda kecil. Jika kondisi tidak menguntungkan, misalnya subtrat mengering, akan berubah menjadi sel berinti yang berfungsi sebagai spora atau membentuk kantong (sporangium) tanpa tangkai yang berisi banyak spora. Jika kondisi menguntungkan lagi, spora akan memproduksi protoplas berflagela satu kemudian berpasangan, berfusi membentuk zigot yang berflagela dua. Zigot yang berflagela ganda ini kemudian melepaskan kedua flagelanya dan melakukan pembelahan sehingga terbentuk plasmodium.

Berdasarkan ciri-ciri yang lebih mendekati Protozoa inilah, banyak ahli mengelompokkan jamur lendir ke dalam Protista mirip Jamur (Myxomycetes). Sebagai tambahan wawasan, silahkan menyaksikan video tentang jamur lendir berikut yang disadur dari video John Bonner, profesor eeritus Princeton University.

Fungi Imperfecti: Deuteromycotina

Jamur ini disebut juga fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi secara aseksual saja, yaitu dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas), artrospora (pembentukan spora dengan benang-benang hifa) dan konidia. Sedangkan reproduksi seksualnya belum diketahui dengan jelas.

Fungi yang belum diketahui jelas cara reproduksi seksualnya akan dimasukkan dalam kelompok Deuteromycotina, contohnya Monilia sitophila, sebelum diketahui reproduksi seksualnya, jamur ini digolongkan ke dalam kelompok Deuteromycotina, tetapi setelah diketahui reproduksi seksualnya yaitu dengan menghasilkan askospora didalam askus (peritesium) dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan nama ilmiahnya diubah menjadi Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.

1. Ciri-Ciri Deuteromycotina

a. Memiliki hifa bersekat dan dinding selnya dari zat kitin.
b. Jarang membentuk tubuh buah dan berukuran mikroskopis.
c. Hidup sebagai saprofit atau parasit.
d. Reproduksi seksualnya belum diketahui. Jadi, semua jenis Fungi yang sudah dapat diidentifikasi, tetapi belum diketahui cara reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam Deuteromycotina.


deuteromycota

Gambar: contoh  jamur Deuteromycotina, Epidermophyton sp.

 

2. Reproduksi Deuteromycotina

Reproduksi aseksual jamur ini dengan cara menghasilkan konidia, blastophora (membentuk tunas), dan arthrospora (membentuk spora dengan benang hifa). Cara reproduksi seksualnya belum diketahui sehingga dinamakan Fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Apabila telah ditemukan cara reproduksi seksualnya, Fungi tersebut dapat digolongkan dalam divisi yang lain sesuai dengan cara reproduksi seksualnya.

3. Contoh Deuteromycotina dan Peranannya

a. Tinea versicolor mengakibatkan penyakit panu pada manusia.
b. Epidermophyton floocossum mengakibatkan penyakit kaki atlet pada manusia.

Gambar: Penyakit kaki atlet pada manusia akibat infeksi Epidermophyton floocossum

c. Trichophyton mengakibatkan penyakit kulit ring worm pada manusia.


Gambar: Penyakit ring worm  pada manusia

Perhatikan pula video tetang tips kesehatan seputar Ring worm  berikut.

 


d. Helminthospora oryzae sebagai parasit karena dapat merusak kecambah serta menyerang daun
dan buah tanaman budi daya.

Simbiosis Fungi: Mikoriza dan Lichenes

1. Mikoriza

Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tumbuh-tumbuhan. Simbiosis tersebut  bersifat saling menguntungkan, yaitu jamur memperoleh zat organik dan akar tumbuh-tumbuhan memperoleh air dan unsur hara. Beberapa jamur Zygomycotina, Ascomycotina, dan Basidiomycotina dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan pinus atau belinjo. Berdasarkan kedalaman jaringan tumbuhan yang digunakan, mikoriza digolongkan menjadi dua yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.

 

image
1) Ektomikoriza, hifa jamurnya hanya hidup pada jaringan epidermis akar tumbuhan, misal mikoriza
yang hidup di akar pinus.
2) Endomikoriza, hifa jamurnya menembus sampai jaringan korteks akar, misal mikoriza yang
hidup di akar anggrek.

2. Lichenes

Lichenes juga disebut dengan lumut kerak. Lichenes merupakan simbiosis mutualisme antara Algae dengan Fungi. Fungi yang bersimbiosis biasanya dari golongan Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Adapun organisme fotosintetik yang terlibat dalam fotosintesis yaitu Cyanobacteria atau Algae hijau uniseluler. Struktur tubuh Lichenes berbentuk talus, bagian luar merupakan miselium, dan bagian dalam tersusun atas hifa. Di antara miselium dan hifa jamur terdapat sel-sel Algae.
1) Bagian dari Algae disebut phicobiont yaitu dari divisi Cyanophyta dan Chlorophyta.
2) Bagian Fungi disebut mycobiont yaitu dari divisi Ascomycotina dan Basidiomycotina.


lichenes struktur

Gambar.Struktur lumut kerak (Lichenes)

Dalam simbiosis ini, Fungi memperoleh bahan organik dari Algae dan sebaliknya Algae memperoleh air dan mineral dari jamur. Hifa Fungi berperan mempertahankan kelembapan lingkungan yang sangat dibutuhkan Algae untuk mensintesis karbohidrat. Habitat Lichenes pada umumnya melekat di bebatuan (contoh: Parmelia), melekat di batang pohon (contoh: Grafu), dan tempattempat lembap yang lain. Reproduksi seksual Lichenes terjadi sesuai dengan divisi Fungi dan Algae. Jika askospora atau basidiospora bertemu dengan Algae, akan terbentuk Lichenes baru.

Reproduksi aseksualnya dengan cara fragmentasi. Setelah terjadi fragmentasi, terbentuklah soredia. Soredia merupakan sel Algae yang diselubungi oleh hifa atau miselium jamur. Soredia membentuk  tepung soredia. Tepung soredia akan membentuk Lichenes baru jika mendapat substrat yang sesuai.

Berikut contoh-contoh lumut kerak di alam dengan citarasa seni tinggi di alam.

LICHENES 2LICHENESlichenes-algae-fungi 2lichenes-algae-fungi

Ada empat macam Lichenes berdasarkan bentuk talusnya.

 

Gambar via: ikhsanizumara049bhe.files.wordpress.com


1) Krustosa (seperti kerak) yang tumbuh melekat pada substrat. Contoh: Physeia.
2) Foliosa (seperti daun) yang tumbuh sangat rapat pada substrat atau bahkan di dalam permukaannya. Contoh: Parmelia.
3) Fruktikosa/ Fruktitos (seperti rumpun) yang berbentuk rumpun tegak dan dapat mencapai ketinggian 10 cm. Contoh: Usnea (lumut janggut).

4) Squamulose memiliki ukuran kecil dan berdaun dan berdaun longgar sebagai lampiran untuk substrat.

Contoh Lichenes dan peranannya.
1) Cladonia rengiferina sebagai makanan hewan.
2) Roccella tinctoria sebagai bahan lakmus untuk mengukur indikator pH.
3) Cetraria islandica dan Usnea dasypoga sebagai bahan obat-obatan

 

Referensi

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/561609/squamulose-thallus

Solomon, Eldra. P., Linda R. Berg, Diana W. Martin. 1999. Biology. Jilid 1. Fifth Edition. Orlando: Saunders College Publishing.

Mengenal Fungi Divisi Basidiomycotina

Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah dikenal karena umumnya memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini dapat dikonsumsi, beberapa jamur dapat pula mematikan.Video berikut akan mengajak kita  berpetualang untuk mengenal beberapa jamur yang beracun di alam.
1. Ciri-Ciri Basidiomycotina
a. Struktur tubuhnya multiseluler dan biasanya makroskopis. Pada umumnya tubuh buah Basidiomycotina mempunyai bagian-bagian berikut:
1) Tudung (pileus) merupakan bagian yang di bagian  bawahnya mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda,pileus dibungkus oleh selaput (velium universale) dan menjelang dewasa pembungkus tersebut akan pecah. 
image
Gambar: Struktur Basidiocarp
2) Bilah (lamella), merupakan bagian di bawah tudung berbentuk helaian.
3) Tangkai tubuh buah (stipe) merupakan massa miselium  yang sangat kompak dan tumbuh tegak menopang tudung.
4) Volva, merupakan bagian sisa pembungkus yang terdapat pada dasar  tangkai.
b. Memiliki hifa bersekat. Hifa vegetatifnya mempunyai satu inti (n) dan hifa generatifnya mempunyai dua inti (2n).
c. Cara hidupnya ada yang saprofit, misalnya saprofit pada serasah  daun, merang padi, atau batang pohon yang mati, dan ada yang  parasit pada tumbuhan dan manusia.
d. Mempunyai badan buah yang disebut basidiokarp, yaitu tempat  pembentukan basidium. Bentuk basidiokarp bermacam-macam,  misalnya payung, kuping, atau setengah lingkaran. Spora terbentuk  dalam basidium.
image
Gambar: (a) Amanita sp. merupakan jamur beracun. (b) Jamur kuping  (Auricularia polytricha) yang dapat dimakan.
2. Reproduksi Basidiomycotina
image
a. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk konidia.
b. Reproduksi seksual dengan cara membentuk basidiospora.
Hifa (+) dan hifa (�) saling mendekat dan dinding selnya larut (plasmogami) sehingga terbentuk  hifa dengan dua inti haploid yang berpasangan (dikariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh menjadi  miselium sekunder (dikariotik). Ujung miselium dikariotik berkembang menjadi basidium. Dua inti  haploid dalam basidium bersatu menjadi 2n (kariogami). Setelah itu, terbentuk 4 tonjolan pada ujung  basidium (sterigma). Inti 2n membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid dan bergerak menuju  sterigma membentuk basidiospora. Basidiospora ini kemudian tumbuh menjadi hifa bersekat (n).
Video: Ilustrasi animasi reproduksi seksual Basidiomycotina

3. Contoh Basidiomycotina dan Peranannya 
image
a. Volvariella volvaceae (jamur merang) dan  Agaricus sp. sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada media yang mengandung  banyak selulosa dan mempunyai kelembapan tinggi, misalnya merang padi.
b. Auricularia polytricha (jamur kuping) sebagai bahan makanan. Bentuknya seperti telinga, kenyal, warnanya cokelat kehitaman, dan hidup pada kayu yang lapuk.
Selingan video tentang Basidiomycotina dapat Anda saksikan pada tayangan berikut:
c. Ganoderma aplantum (jamur kayu) sebagai bahan obat-obatan. Tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran seperti kipas dan keras
d. Amanita caesoria sebagai bahan makanan.
e. Amanita phalloides dan Amanita muscaria menghasilkan racun lalat.
f. Exobasidium vexans sebagai parasit pada tanaman teh.
g. Corticium salmonella (jamur upas) sebagai parasit pada batang pohon buah-buahan dan karet.
h. Ustilago scitaminae sebagai parasit pada tebu dan jagung.


Gambar tanaman tebu yang terinfeksi jamur Ustilago scitaminae (Sugarcane smut )
i. Puccinia graminis sebagai parasit pada tumbuhan Gramineae.
j. Puccinia arachidis sebagai parasit pada tumbuhan kacang.
k. Pleurotus (jamur tiram) sebagai bahan makanan. Sering dibudidayakan pada media dari serbuk kayu atau bahan yang mengandung banyak lignin dan selulosa.

 Kreativitas dan ekonomi kreatif:
Video berikut merupakan contoh budidaya jamur tiram yang bernilai ekonomis

Fungi Divisi Ascomycotina dan Peranannya

Ascomycota terdiri atas sekitar 30.000 spesies. Ascomycota disebut juga sac fungi. Diberi nama sac fungi karena memproduksi spora dari bagian reproduksi seksual yang berbentuk seperti kantung (sac). Beberapa Ascomycota hidup di dasar hutan yang berhumus tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk mangkuk yang indah.

1. Ciri-Ciri Ascomycotina

a. Memiliki hifa bersekat dan berinti banyak.
b. Struktur tubuhnya ada yang uniseluler (contoh: Saccharomyces), bersel banyak dan membentuk miselium soenositik (contoh: Penicillium). Akan tetapi, ada pula Ascomycotina yang bersel banyak dan membentuk badan buah (contoh: Nectria).
c. Cara hidupnya ada yang saprofit dan ada yang parasit.
d. Menghasilkan spora dalam askus (askospora). Setiap askus mengandung 8 spora. Askus-askus tersebut berkumpul membentuk badan yang disebut askokarp. Beberapa bentuk askus sebagai berikut.


1) Askus tanpa askokarp.
Jamur yang tergolong kelompok ini tidak memiliki askokarp dan biasanya merupakan jamur uniseluler. Sel jamur bersel tunggal ini berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid membelah secara meiosis membentuk empat sel askospora yang haploid. Contoh: Saccharomyces dan Candida.
2) Askus dengan askokarp berbentuk bola (kleistotesium).Contoh: Penicillium.
3) Akus dengan askokarp berbentuk botol berleher dan mempunyai ostiolum yaitu lubang untuk melepas askus dan askospora. Badan buah seperti ini disebut peritesium. Contoh: Neurospora crassa.
4) Askus dengan askokarp berbentuk mangkuk atau cawan (apotesium), contoh: Ascobolus.

2. Reproduksi Ascomycotina

a. Reproduksi Aseksual

image

Gambar: Daur hidup Ascomycotina uniseluler

1) Reproduksi aseksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan fragmentasi miselium dan pembentukan konidia. Konidia adalah spora aseksual yang terbentuk pada ujung konidiofor.
2) Reproduksi aseksual pada Ascomycotina uniseluler dengan membentuk tunas. Pembentukan tunas (blastophora) pada Ascomycotina uniseluler diawali dengan dinding sel menonjol keluar membentuk tunas kecil. Nukleus dalam sel induk membelah dan salah satu nukleus bergerak ke dalam sel tunas. Sel tunas kemudian memisahkan diri dari sel induk untuk menjadi individu baru. Akan tetapi, kadang-kadang tunas tetap melekat pada sel induknya membentuk rantai sel yang disebut sebagai hifa semu (pseudohifa).

b. Reproduksi Seksual

image

1) Reproduksi seksual pada Ascomycotina uniseluler terjadi dengan cara konjugasi. Konjugasi 2 sel Ascomycotina (n) menghasilkan zigot (2n). Zigot tumbuh menjadi askus. Dalam askus terjadi pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel askospora (n).
2) Reproduksi seksual pada Ascomycotina multiseluler dilakukan dengan cara berikut. Askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium. Ujung miselium berubah fungsi menjadi askogonium (oogonium) dan anteridium yang saling berpasangan. Selanjutnya terjadi pembelahan mitosis membentuk hifa (2n). Ujung hifa yang dewasa membentuk askus. Inti pada askus membelah secara meiosis membentuk 8 askospora (n). Askospora yang telah masak akan tersebar dari askus yang pecah. Askospora yang jatuh di tempat yang sesuai akan berkecambah menghasilkan hifa haploid yang baru.

 

3. Contoh Ascomycotina dan Peranannya

a. Saccharomyces disebut juga sel khamir, yeast, atau ragi. Saccharomyces merupakan mikroorganisme uniseluler dan tidak mempunyai badan buah. Saccharomyces dapat melakukan
fermentasi yang dimanfaatkan dalam pembuatan tapai, roti, dan anggur.
Reaksi fermentasinya sebagai berikut.


image

Dalam proses fermentasi tersebut, Saccharomyces mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida inilah yang mengakibatkan adonan roti mengembang. Beberapa jenis Saccharomyces sebagai berikut.
1) Saccharomyces cerevisiae berguna dalam pembuatan tapai dan roti.
2) Saccharomyces tuac memfermentasi air nira (legen) menjadi tuak.
3) Saccharomyces ellipsoideus memfermentasi buah anggur menjadi wine.
b. Penicillium hidup sebagai saprofit dalam bahan organik dan ada yang menghasilkan zat antibiotik.
Konidianya berwarna hijau. Beberapa jenis Penicillium sebagai berikut.
1) Penicillium islandicu mmerusak beras sehingga berwarna kuning.
2) Penicillium expansium mengakibatkan buah apel busuk.
3) Penicillium italicum mengakibatkan buah jeruk busuk.
4) Penicillium notatum, Penicillium chrysogenum, dan Penicillium vermiculatum menghasilkan antibiotik.
5) Penicillium cammemberti dan Penicillium requefortii dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keju.

Gambar: Penicillium sp. via http://forces.si.edu/soils/images/media/library_020_lg.jpg


c. Neurospora crassa dimanfaatkan dalam pembuatan oncom merah dari ampas tahu. Konidianya
berwarna merah bata.
d. Trichoderma resei dapat menghasilkan enzim selulase, yaitu enzim pengurai selulosa. Enzim ini
dapat digunakan untuk memproduksi PST (Protein Sel Tunggal).
e. Morchela esculenta dan Sarcoscypha coccinea, badan buahnya dapat dimakan.
f. Ascobolus scatigenus, saprofit pada kotoran sapi. Askokarpnya berbentuk seperti mangkuk disebut
apotesium.
g. Erysiphe merupakan parasit pada permukaan daun tanaman. Askokarpnya berwarna putih seperti
tepung dan terdapat pada permukaan daun.

h. Fusarium, merupakan parasit pada batang tebu, padi, pisang, tomat, dan kentang.
i. Claviceps purpurea merupakan penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Apabila hewan atau manusia mengonsumsi gandum yang terkena penyakit ini akan mengalami ergotisma. Gejala ergotisma yaitu terjadi kejang otot dan kelumpuhan.

Image via: http://www.emlab.com/m/media/Aspergillus.jpg

j. Aspergillus oryzae merombak zat pati dalam pembuatan minuman beralkohol.
k. Aspergillus wentii dan Aspergillus soyae berguna dalam pembuatan kecap.
l. Aspergillus flavus menghasilkan aflatoksin yang mengakibatkan kanker hati. Jamur ini banyak terdapat pada kacang tanah dan makanan yang dibuat dari bahan kacang tanah.
m.Aspergillus fumigatus mengakibatkan penyakit pada saluran pernapasan unggas.
n. Aspergillus nigel menghasilkan asam sitrat.
o. Aspergillus nidula nshidup parasit pada telinga dan mengakibatkan automikosis.

Sumber: Campbell, N.A., et al. 2006. Biology Concepts & Connections. California: The Benjamin/Cummings Publishing Company

Zygomycotina dan Peranannya

Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies. Contoh Zygomycotina yang terkenal adalah Rhizopus oryzae. Jamur ini biasa dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan jamur hitam yang biasa tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini, antara lain Mucor sp. dan Pilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti, memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycota. Hifa haploid dari Zygomycota tampak serupa, tetapi sebenarnya memiliki cara perkawinan yang berbeda.

1. Ciri-Ciri Zygomycotina 
a. Hidup di tempat-tempat lembap.
b. Membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora.
c. Mempunyai hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat (soenositik), dengan dinding sel tersusun atas zat
 kitin. Ada tiga tipe hifa Zygomicotina, yaitu 
1) Stolon yaitu hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat dan menghubungkan dua kumpulan sporangium.
2) Rizoid yaitu hifa yang menembus substrat untuk menyerap makanan.
3) Sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) di ujung-ujungnya. 
d. Umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada substrat.
2. Reproduksi Zygomycotina
a. Reproduksi Aseksual Zygomycotina
Reproduksi aseksual pada Zygomycotina menggunakan spora vegetatif. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dengan ujung menggembung membentuk sporangium. Sporangium adalah struktur penghasil spora vegetatif. Sporangium yang masak berwarna hitam kemudian pecah dan tersebar. Jika berada di lingkungan yang sesuai spora akan tumbuh menjadi miselium baru.

b. Reproduksi Seksual Zygomycotina
Hifa jantan (+) dan hifa betina (�)saling berdekatan. Hifa-hifa tersebut membentuk cabang hifa (gametangium). Kedua gametangia mengandung banyak inti haploid. Dinding kedua gametangium kemudian pecah sehingga terjadi penyatuan plasma sel. Peristiwa ini disebut plasmogami. Selanjutnya, inti haploid jantan bertemu dengan inti haploid betina (kariogami) dan terjadi peleburan sehingga terbentuk zigot. Zigot membentuk kotak spora yang disebut zigosporangium dan sporanya disebut zigospora. Zigospora akan tumbuh menjadi hifa setelah melewati masa dormansi.Zigospora mengalami penebalan dinding sel sehingga dapat bertahan pada kondisi kering selama berbulan-bulan. Jika kondisi lingkungan menguntungkan, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Jika sporangium masak, dindingnya akan robek sehingga spora tersebar.
image
Gambar: Siklus hidup Zygomycotina

3. Contoh Zygomycotina dan Peranannya
image
a. Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai menjadi molekul yang lebih kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau buah-buahan dapat bersifat merugikan karena mengakibatkan pembusukan. Beberapa jenis Rhizopus sebagai berikut.
1) Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi.
2) Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur yang membantu dalam pembuatan tempe. 3) Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan biasa tumbuh pada tomat.
b. Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak. Pada struktur jamur Mucor antara sporangium dan sporangiofor dipisahkan oleh sekat menonjol yang disebut kolumela.
c. Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai.
d. Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
e. Beauveria bassiana berperan sebagai parasit pada wereng.
f. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.
Kumbang kolorado yang diserang oleh spesies Metarrhisium anisopliae
sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Metarhizium_anisopliae

Integrasi Nilai Pendidikan Karakter dalam Materi Fungi

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan  bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Amanah UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tersebut bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Integrasi nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran menjadi penting karena saat ini pendidikan karakter sudah semakin urgen diterapkan  dalam sistem pendidikan kita. Tuntutan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Oleh karena itulah, zona biologi kita dalam posting-postingnya ke depan akan mencoba mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karekter. Tentu saja dengan tetap menghasung genre posting blog khas  yaitu pembelajaran untuk setiap gaya belajar siswa. Kali ini dimulai dari materi Fungi untuk siswa kelas X.

>Standar Kompetensi :

       Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

>Kompetensi Dasar

       Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan  kajian  literatur serta peranannya bagi kehidupan.

> Nilai karakter yang dikembangkan

       Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

> Nilai Kreativitas

      Memiliki jiwa wirausaha, Indikator : peluang usaha jamur tiram

 

Kompetensi yang akan dicapai: Mendeskripsikan ciri-ciri jamur secara umum.

A. Kompetensi 1

  1. Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Zygomycotina dan peranannya bagi kehidupan.
  2. Memfermentasi bahan makanan menggunakan jamur Rhizopus oryzae dan mengidentifikasi struktur jamur tersebut.

B. Kompetensi 2

  1. Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Ascomycotina dan peranan bagi kehidupan.
  2. Mengidentifikasi jenis jamur yang digunakan dalam pembuatan oncom.

C. Kompetensi 3

  1. Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Basidiomycotina dan peranannya bagi kehidupan.
  2. Mengidentifikasi struktur tubuh jamur Basidiomycotina.

D. Kompetensi 4

  1. Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Deuteromycotina dan peranannya bagi kehidupan.
  2. Mengidentifikasi struktur tubuh jamur Deuteromycotina.
  3. Mengidentifikasi struktur tubuh Lichenes.

Indikator umum: Siswa memahami dasar pengklasifikasian jamur dan ciri-cirinya serta peranannya bagi kehidupan.

zygomycota

Contoh Fungi Zygomycotina, credit to:www.bionet-skola.com

Secara umum, Fungi memiliki ciri-ciri seperti berikut.

  1. Organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dari zat kitin.
  2. Tidak mempunyai klorofil sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Fungi memperoleh bahan organik dari lingkungannya, baik dari makhluk hidup lain atau dari sisa makhluk hidup.
  3. Anggota Fungi ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Tubuh Fungi multiseluler berupa talus yang tersusun atas hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium.
  4. Habitatnya di tempat-tempat lembap dengan pH rendah serta bersifat kosmopolitan (mudah hidup di berbagai tempat).
  5. Dalam daur hidup Fungi terjadi reproduksi seksual dan aseksual.

Kingdom Fungi dibagi menjadi empat divisi berdasarkan struktur hifa dan struktur penghasil spora yaitu Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina.